GridHITS.id – Heboh fenomena banjir merah di wilayah Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (6/2/21).
Beberapa hari ini cuaca alam di beberapa wilayah di Indonesia memang sedang kurang bersahabat.
Hujan berhari-hari disertai angin kencang mengakibatkan banjir dan longsor di berbagai wilayah.
Kali ini, wilayah Jawa Tengah tergenang banjir dengan ketinggian yang bervariatif.
Seperti yang kita tahu, wilayah Semarang pada Sabtu (6/2/21) ini sedang heboh lantaran banjir menggenang di berbagai sudut kota dan desa.
Tidak hanya wilayah Semarang, beberapa wilayah lain di Jawa Tengah pun ikut tergenang banjir dan menggegerkan publik.
Salah satunya banjir yang menggenangi sebuah desa di Pekalongan Jawa Tengah.
Banjir tersebut menggemparkan publik lantaran airnya berwarna merah.
Fenomena Banjir Merah di Wilayah Pekalongan Jawa Tengah ini ramai dibicarakan di berbagai sosial media.
Kejadian tersebut terjadi di Kelurahan Jenggot, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Warna merah tersebut tidak hanya menggenangi satu atau dua rumah saja, tetapi semua sudut kampung.
Akibatnya, semua sudut kampung terlihat menyeramkan lantaran menjadi seperti lautan darah.
Warga setempat pun heran dengan fenomena tersebut lantaran baru pertama kali terjadi.
Dugaannya, warna merah tersebut berasal dari tumpahan bahan pewarna batik.
Melansir Kompas.com, lurah Jenggot mengatakan bahwa warna merah tersebut bukanlah limbah batik.
Pasalnya, wilayah Jenggot dan sekitarnya sedang tidak ada aktivitas produksi batik sejak kemarin.
Lurah tersebut bahkan menduga bahwa ada yang sengaja membuang bahan pewarna batik sehingga air banjir berwarna merah.
“Ada yang sengaja membuang obat batik, jadi itu bukan limbah batik. Karena sejak kemarin, wilayah Jenggot dan sekitarnya tidak ada aktvitas produksi.
Jadi, tidak ada limbah, apalagi hari ini hujan sejak malam,” ungkap Taibin, lurah Jenggot, dikutip dari Kompas.com (6/2/21).
Taibin sendiri masih belum mengetahui siapa dalang di balik banjir merah tersebut dan masih dalam proses pencarian.
“Saya dapat info, itu obat sisa yang dibuang. Saya sedang cari informasi siapa pelakunya,” imbuhnya.
Salah satu warga kelurahan Jenggot pun mengatakan bahwa fenomena banjir merah ini baru pertama kali terjadi di wilayahnya, meskipun wilayah tersebut terdapat banyak pengrajin batik.
“Biasanya tidak pernah terjadi air banjir warnanya merah. Kayaknya ini karena obat batik yang jatuh ke air banjir,” ungkap Furqon (29), slah satu warga Jenggot.
Namun, Furqon mengaku bahwa warga sekitar justru menikmati fenomena banjir merah tersebut.
Sejauh ini, air banjir merah ini tidak menimbulkan efek gatal pada kulit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: