Kebiasaan Mengedit Foto Ternyata Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental, Berikut Penelitian dari Ahlinya
GridHITS.id - Mengedit foto sepertinya sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan sering dilakukan oleh beberapa orang.
Tak heran, sebab ada banyak aplikasi foto yang bisa merubah tubuh kita menjadi lebih cantik, lebih kurus, lebih putih, dan lainnya.
Namun apakah hal tersebut tetap baik untuk dilakukan?
Belakangan ini sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Flinders University menyatakan bahwa mengedit foto bisa berdampak negatif pada persepsi seseorang tentang citra tubuh sendiri.
Melansir dari World of Buzz, peneliti dari departemen Psikologi di Flinders University meminta 130 wanita berusia antara 18 hingga 30 tahun untuk melihat gambar mirip model terlebih dahulu di Instagram sebelum memeriksa kecenderungan pengeditan mereka.
Ternyata suasana hati para peserta secara bertahap memburuk setelah melihat penampilan wajah mereka sendiri ketika mereka meluangkan waktu untuk mengedit lima foto mereka.
Rata-rata para wanita menghabiskan waktu 4,5 menit untuk foto mereka, mengedit di lingkaran hitam, noda, mengubah bentuk wajah, hingga warna kulit.
Profesor Marika Tiggemann menyimpulkan dalam studinya bahwa wanita menginvestasikan banyak waktu dan tenaga mereka dalam mengambil, memilih dan mengedit foto mereka.
Seperti memilih pencahayaan yang bagus, sudut yang paling bagus, yang kemudian bisa ditambahkan dengan filter untuk daya tarik.
Wanita-wanita ini sering mengambil langkah untuk menampilkan versi lain dari diri mereka yang bisa merusak persepsi mereka sendiri.
“Wanita tampaknya termotivasi oleh keinginan untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka dan secara substansial lebih bahagia dengan selfie yang diedit daripada foto aslinya.
Namun, pada saat yang sama, aktivitas ini memiliki efek merugikan dalam hal suasana hati yang lebih buruk dan ketidakpuasan wajah." ucapProfesor Marika Tiggemann.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Body Image menunjukkan bahwa jika wanita terus melanjutkan pengeditan foto secara ekstensif, hal itu dapat menyebabkan perasaan tidak jujur secara virtual.
Profesor Tiggemann menyimpulkan dalam temuannya bahwa faktor-faktor yang terlibat dengan ketidakpuasan penampilan wajah dan tubuh berasal dari seluruh gagasan di balik penilaian masyarakat yang terus-menerus terhadap penampilan wanita dan upaya mereka untuk membuat diri mereka terlihat lebih baik daripada di kehidupan nyata.
Media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam cara kita memandang citra wajah dan tubuh kita.
Baca Juga: Unggah Foto Bareng Suami, Asmirandah Bongkar Perilaku Jonas Rivanno Saat Ia Sedang Hamil
Cukup sulit bagi wanita untuk terus-menerus dinilai oleh masyarakat atas penampilan dan pakaian kami.
Mengedit gambar kita agar sesuai dengan standar kecantikan ideal yang diterapkan oleh masyarakat membuatnya jauh lebih buruk.
Pada akhirnya, kita harus berusaha untuk menerima semua jenis kecantikan dan mempromosikan kepositifan tubuh untuk semua jenis tubuh yang berbeda.