Fenomena Ketindihan Saat Tidur Sering Dikaitkan Supranatural, Begini Penjelasan Ilmiah Serta Cara Mudah Mencegahnya

Kamis, 06 Agustus 2020 | 11:03
iStockphoto

Fenomena Ketindihan Saat Tidur Sering Dikaitkan Supranatural, Begini Penjelasan Ilmiah Serta Cara Mudah Mencegahnya

Fenomena Ketindihan Saat Tidur Sering Dikaitkan Supranatural, Begini Penjelasan Ilmiah Serta Cara Mudah Mencegahnya

GridHITS.id -Fenoma ketindihan saat tidur nyatanya bukan supranatural berdasarkan penjelasan ilmiah.

Merasakan mimpi buruk semacam nyata lalu tiba-tiba tubuh tak bisa bergerak atau bahkan tak bisa bernafas?

Jika iya maka Anda mengalami ketindihan yang sering dikaitkan dengan fenomena supranatural di Tanah Air.

Ketindihan adalah fenomena dimana seseorang terbangun saat tidur dalam keadaan tidak bisa bergerak, berbicara atau bahkan bernafas.

Dalam banyak budaya, termasuk Indonesia, ketindihan ini sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat supranatural alias mistis dan berkaitan dengan makhluk tak kasat mata dan supranatural.

pixabay

Fenomena Ketindihan Saat Tidur Sering Dikaitkan Supranatural, Begini Penjelasan Ilmiah

Dilansir dari Live Science, beberapa waktu lampau, hampir 40 persen orang di dunia pernah mengalami ketindihan yangdikenal di dunia medis sebagai kelumpuhan tidur atau sleep paralysis.

Para ahli telah lama mengetahui bahwa ketindihan terjadi ketika seseorang terbangun pada tahan tidur yang disebut rapid eye movement (REM).

Baca Juga: Horor! Wanita yang Sering Begadang dan Tak Pernah Sarapan serta Kurang Minum Air Putih Mengeluh Sakit, Dokter Syok Temukan Ribuan Batu Empedu di Tubuhnya

Baca Juga: Nekat Begadang Sambil Main Ponsel, Wanita Ini Ditemukan Tewas dengan Kondisi Ponsel Masih Melekat di Tangannya

Pada tahap ini, seseorang biasanya sedang bermimpi, sementara ototnya nyaris mengalami kelumpuhan agar dia tidak bergerak-gerak secara ekstrem.

Alhasil, ketika terbangun pada tahap REM, seseorang menjadi tidak bergerak atau mengalami kelumpuhan sementara.

Bila mengacu pada cerita rakyat di seluruh dunia, ketindihan atau sleep paralysis sering dikaitkan dengan supranatural.

Sehingga, banyak orang yang mengaku melihat kejadian yang menyeramkan saat mengalami “ketindihan”.

Namun, kabar baiknya adalah sebenarnyabukan diserang oleh makhluk supranatural namun merupakansuatu kondisi medis yang disebut dengan kelumpuhan tidur.

Selain membuat anggota tubuh tak berdaya, kelumpuhan tidur biasanya diikuti dengan rasa seperti ditekan pada bagian tubuh tertentu, sesak napas, dan halusinasi yang mengganggu.

Halusinasilah yang kadang membuat Anda melihat sesuatu yang mungkin menyeramkan sehingga kerap dikaitkan dengan kejadian mistis.

“Kelumpuhan tidur biasanya terjadi selama periode REM (rapid eye movement) tidur, fase ketika otak aktif, tetapi otot-otot Anda dimatikan," ujar Dr Shelby Harris, spesialis tidur di Montefiore Medical Center.

Dengan kata lain, kelumpuhan tidur terjadi ketika pikiran Anda sudah terbangun sebelum siklus REM selesai, tetapi otot-otot Anda masih dimatikan.

Menurut Harris, selama tidak ada penyebab khusus untuk kelumpuhan tidur—seperti pada orang yang memiliki gangguan tidur sleep apnea atau narkolepsi, pada mereka yang menderita gangguan bipolar atau mengonsumsi obat tertentu untuk kondisi seperti ADHD—tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.

Harris merekomendasikan untuk menjaga kebiasaan tidur yang sehat karena kurang tidur atau kelelahan dapat menjadi salah satu pemicunya.

Namun, ia menambahkan, jika memang kondisi tersebut sangat mengganggu, Anda dapat berkonsultasi dengan spesialis tidur untuk mendapatkan resep obat-obatan dan perawatan tertentu.

Bila tidak, cukup menjalani pola hidup sehat, kurangi stres, dan tidur dalam jumlah yang direkomendasikan.

Baca Juga: Penyuka Begadang Berhati-hatilah! Sering Tidur Larut Malam, Pria ini Kritis Bahkan Hampir Meninggal Dunia

Baca Juga: Bangun Tidur Langsung Minum Air Lemon Selama Seminggu, Wanita Ini Kaget Luar Biasa Lihat Perubahan Tubuhnya

1. Selalu tidur dengan jadwal yang sama

Salah satu cara cepat tidur adalah dengan tidur dengan jadwal yang sama, yaitu bangun dan tertidur di jam yang sama setiap harinya, bahkan saat hari libur atau akhir pekan sekalipun.

Pastikan juga tidur tidak terganggu, karena sering terbangun di malam hari berisiko meningkatkan peluang mengalami gangguan tidur sleep paralysis. Tidak hanya itu, kita juga perlu tidur selama kurang lebih 6-8 jam tiap malamnya.

2. Relaksasi

Tenangkan diri sebagai cara mengatasi rasa takut akibat sleep paralysis. Gangguan tindihan adalah suatu gangguan tidur yang menakutkan, tetapi penyebab susah tidur ini merupakan suatu hal yang masih bisa diatasi.

Kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang menenangkan, seperti pelemasan atau relaksasi otot, meditasi, mendengarkan lagu, membaca, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu mengatasi rasa takut karena sleep paralysis. Bila pernah memiliki pengalaman ketindihan sebelumnya, maka relaksasi membuat kita lebih tenang ketika mendekati waktu tidur.

3. Perhatikan kebiasaan tidur

Cara cepat tidur atau cara agar bisa tidur sangat bergantung dengan kebiasaan tidur yang diterapkan. Jadikan kamar tidur sebagai tempat untuk beristirahat dan bukan untuk bekerja ataupun belajar.

Hindari juga tidur siang yang lebih dari 90 menit di atas jam tiga sore, serta hindari makan malam yang berat atau mengonsumsi makanan saat dua jam sebelum tidur agar tidak kesulitan tidur di malam harinya.

Saat akan beristirahat, jangan tidur dengan lampu atau televisi yang masih menyala. Singkirkan benda-benda elektronik, seperti telepon genggam setidaknya satu jam sebelum tidur. Lebih baik lagi jika kita menaruhnya di luar kamar tidur. Cahaya-cahaya tersebut akan membuat terjaga walaupun sudah mengantuk.

4. Buat suasana nyaman di kamar

Kamar tidur yang nyaman akan membantu sebagai cara cepat tidur yang dapat membantu menghindarkan kita dari gangguan tidur sleep paralysis.

Kita dapat membuat suasana lebih nyaman untuk beristirahat dengan memastikan kamar tidur cukup bersih, sejuk, dan memiliki pencahayaan yang redup.

5. Kurangi konsumsi stimulan

Salah satu penyebab susah tidur yang dialami bisa jadi karena konsumsi stimulan, seperti rokok, kafein, dan zat-zat stimulan lainnya.

Sebaiknya hindari zat-zat tersebut, terutama saat menjelang tidur. Selain zat-zat stimulan, alkohol dan makan dalam jumlah banyak, khususnya sebelum tidur, juga mampu membuat susah tidur malam hari. Kita perlu menghindari atau bahkan tidak mengonsumsi zat-zat tersebut bila mengalami gangguan tidur.

6. Berolahraga

Berolahraga tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga membantu mengatasi susah tidur malam yang dialami.

Berolahraga dapat menjadi cara cepat tidur yang dapat dilakukan, tetapi jangan berolahraga dua jam menjelang akan tidur.

7. Posisi tidur

Posisi tidur dapat menentukan bagaimana kita bisa tidur dengan nyenyak. Sebaiknya hindari tidur terlentang karena sebagian besar orang yang mengalami gangguan tidur sleep paralysis beristirahat dengan posisi terlentang .

Namun, beberapa orang mengalami sleep paralysis saat tertidur dengan posisi menyamping atau tengkurap. Kita mungkin perlu untuk memilih posisi tidur mana yang lebih nyaman dan sesuai.

8. Goyangkan jari-jari

Saat mengalami gangguan tidur sleep paralysis, jangan panik dan cobalah untuk menggerakkan jemari dan jari kaki.

Menggoyangkan jemari dan jari kaki dapat membantu untuk membangunkan kita dari tidur.

Konsultasikan kepada ahli

Bila gangguan tidur sleep paralysis yang dialami sulit diatasi dengan cara-cara cepat tidur di atas, maka konsultasikan dengan psikiater atau psikolog.

Kamu bisa jadi mengalami gangguan tidur atau gangguan mental yang dapat memicu gangguan tidur sleep paralysis.

Pada kasus tertentu, gangguan tidur yang dialami bisa dikarenakan kecemasan pada kehidupan sehari-hari yang dirasakan.

Diskusikanlah dengan psikolog atau psikiater jika mengalami kecemasan yang mengakibatkan gangguan tidur

Baca Juga: Malam Ini Minum Ramuan Kayu Manis Sebelum Tidur, Keesokan Paginya Perubahan pada Tubuh Akan Terasa

Baca Juga: Hati-hati! Penelitian Ungkap Fakta Jangan Sembarang Mandi pada Waktu Ini Jika Tak Ingin Hal Buruk Terjadi

Editor : Safira Dita

Sumber : Kompas.com, Live Science

Baca Lainnya