GridHITS.id -Banyak pemerintah yang menjanjikan untuk membiayain pasien yang terkena wabah Covid-19.
Pasalnya virus corona yang satu ini memang mudah sekali menular dan menginfeksi orang-orang disekitar.
Sehingga wabah yang satu ini pun dianggap sebagai tanggung jawab pemerintah atau pun perusahaan asuransi masing-masing.
Namun berbeda dengan kisah pria ini, ia justru dituntut 14 miliar untuk perawatannya.
Melansir The Seattle Times (13/6/2020), Diungkapkan sebuah kisah yang dialami oleh Michael Flor, seorang pasien Covid-19 yang disebut paling lama dirawat di rumah sakit setempat.
Flor menjadi 'anak ajaib' karena secara tak terduga akhirnya selamat dari kematian setelah menderita Covid-19.
Namun, kebahagiaan menjadi pasien sembuh tidak bisa secara penuh dirasakan usai datang sebuah tagihan rumah sakit.
Flor (70) harus menghadapi masa-masa sulit, bahkan hampir menemui kematian.
Seorang perawat shift malam sempat memegang telepon di telinganya sementara istri dan anak-anaknya mengucapkan selamat tinggal terakhir.
Siapa yang menyangka pada akhirnya Flor berhasil selamat akhir-akhir ini.
Tetapi setelah pulih, ia justru dikejutkan dengan tagihan rumah sakit atas perawatan kesehatannya selama kurang lebih 2 bulan.
"Saya membukanya rincian tagihan dan berkata 'holy'!," kata Flor.
Bagaimana tidak jika tagihan yang didapatnya ternyata sebesar $ 1,1 juta, tepatnya $ 1,122.501,04 (sekitar Rp 14 Miliar).
Bagaimana bisa tagihan rumah sakit sebesar itu dijelaskan dalam 181 halaman.
Harusnya bahagia atas kesembuhannya, melihat tagihan tersebut Flor bahkan sampai harus merasa bersalah karena selamat dari Covid-19.
"Saya merasa bersalah karena selamat," katanya.
"Ada perasaan 'kenapa aku?' Mengapa saya pantas menerima semua ini? Melihat biaya luar biasa dari itu semua tentu menambah rasa bersalah orang yang selamat itu," ungkapnya.
Dokumen tagihan itu secara teknis merupakan penjelasan biaya, meski memang karena Flor memiliki asuransi termasuk Medicare, ia tidak perlu membayar sebagian besar darinya.
Flor mungkin beruntung karena memiliki asuransi, namun kondisi tersebut menjadi 'mencengangkan', mengingat yang diderita Flor adalah Covid-19, bukan penyakit lainnya.
Menurut The Seattle Times, Flor berada di Pusat Medis Swedia di Issaquah dengan penyakit Covid-19 selama 62 hari.
Dia tak sadarkan diri dalam sebagian besar masa perawatannya.
Namun, pada suatu hari sang istri Elisa Del Rosario ingat Flor bangun dan berkata padanya, " Kamu harus mengeluarkanku dari sini, kita tidak mampu membayar ini,".
Untuk kamarnya di unit perawatan intensif saja, biaya yang dikenakan adalah $ 9.736 per hari.
Baca Juga: Selama Ini Ditutup-tutupi, Terungkap Kebohongan China Soal Virus Corona yang Terlacak Oleh Satelit
Baca Juga: Bukan Hoaks, Ahli Bongkar Alasan Obat untuk Kucing Ini Ada Harapan Bisa Bantu Basmi Virus Corona
Total dia berada di sana yaitu 42 haru yang artinya dibebankan $ 408.912.
Selain itu, dia juga menggunakan ventilator mekanik selama 29 hari, dengan penggunaan mesin ditagih $ 2.835 per hari, dengan total $ 82.215. Sekitar seperempat dari tagihan adalah biaya obat-obatan.
Secara keseluruhan, ada hampir 3.000 biaya terperinci, sekitar 50 per hari.
Biasanya rumah sakit hanya dibayar sebagian dari jumlah yang ditagih, karena sebagian besar telah menegosiasikan diskon dengan perusahaan asuransi.
Tagihan tidak termasuk dua minggu pemulihan yang dia lakukan di fasilitas rehabilitasi.
Mengalami semua itu, Flor mengatakan dia terkejut dengan reaksinya sendiri yang merasa bersalah karena selamat, meski perasaan tersebut salah.
Namun, tampaknya yang dirasakan Flor wajar saja mengingat bagaimana pemerintah menyisikan dana untuk pandemi Covid-19.
Ada juga aturan keuangan khusus yang berlaku hanya untuk COVID-19.
Baca Juga: Viral! Penelitian Ungkap Obat Kumur Bisa Membunuh Virus Corona, Begini Penjelasan WHO
Kongres AS menyisihkan lebih dari $ 100 miliar untuk membantu rumah sakit dan perusahaan asuransi membiayai biaya pandemi, sebagian untuk mendorong orang mencari tes dan perawatan (termasuk yang tidak memiliki asuransi).
Akibatnya, Flor mungkin tidak perlu membayar bahkan biaya keluar kebijakan Medicare Advantage-nya, yang bisa mencapai $ 6.000, sayangnya yang terjadi pada Flor tidak demikian.
Industri asuransi telah memperkirakan biaya perawatan hanya untuk Covid-19 yang dapat mencapai $ 500 miliar, namun, Kongres diminta untuk meningkatkan dengan lebih banyak uang.
Penulis David Lat mendapat tagihan $ 320.000 untuk perawatan COVID-19, dan akhirnya tidak membayar apa-apa.
Namun dia mendengar dari puluhan pasien kanker dan leukemia yang telah dipukul dengan tagihan besar atau membayar bersama selama periode waktu yang sama.
"Penderitaan dari corona virus yang bertentangan dengan kanker seharusnya tidak membuat perbedaan dalam hal beban keuangan Anda," tulis Lat, dalam Slate.
"Apa yang Anda bayar sebagai pasien seharusnya tidak tergantung, pada dasarnya, pada apakah penyakit Anda memiliki publisitas yang baik," lanjutnya.
Flor mengatakan bahwa dia sangat sadar bahwa seseorang membayar tagihan jutaan dolar -pembayar pajak, pelanggan asuransi lain, dan sebagainya.
'Ketakutan sosialisme' selalu menghentikan kami untuk menjamin perawatan kesehatan penuh untuk semua orang, katanya.
Tetapi ada juga biaya berlapis emas di sini, dua kali lebih mahal per kapita daripada di tempat lain di dunia, lanjut Flor.
"Itu sejuta dolar untuk menyelamatkan hidup saya, dan tentu saja saya akan mengatakan bahwa itu menghabiskan uang dengan baik,"
"Tapi aku juga tahu aku mungkin satu-satunya yang mengatakan itu," katanya.
Artikel ini telah tayang diIntisari.grid.iddengan judulSembuh dari Covid-19 Setelah Dirawat Selama 2 Bulan, Pria Ini Terkejut saat Tiba-tiba Ditagih Rp14 Miliar, Kok Bisa?