Era New Normal Wajibkan Pakai Masker Bahkan Saat Berolahraga, Begini Penjelasan Dokter Terkait Bahayanya

Kamis, 04 Juni 2020 | 13:00
Freepik

Aturan penggunaan masker saat berolahraga

Era New Normal Wajibkan Pakai Masker Bahkan Saat Berolahraga, Begini Penjelasan Dokter Terkait Bahayanya

GridHits.id -Penjelasan dokter terkait bahayanya pakai masker saat berolahraga.

Seperti kita ketahui jika Pemerintahakan segera menerapkan tatanan kenormalan baru atau new normal.

Oleh karenanya, masyarakat harus mematuhi segala aturan demi menunjang kesuksesan tatanan baru ini.

Salah satunya dengan diwajibkannya untuk menggunakan masker untuk beraktivitas di luar rumah saat new normal.

Thinkstock
Thinkstock

Era New Normal Diwajibkan Pakai Masker Meski Saat Berolahraga

Aturan tersebut guna mencegah penyebaran virus corona di tempat umum dengan cepat menjadi aturan baru.

Diwajibakannya menggunakan masker dalam segala kegiatan termasuk berolahraga memunculkan pertanyaan.

Baca Juga: Jangan Jadi Malas Olahraga dengan Alasan Pandemi, Bisa Ikut Zumba di Rumah Via Online!

Baca Juga: Nekat Bersepeda Pakai Masker Bisa Sebabkan Orang Meninggal Ramai Jadi Perbincangan, Begini Kata Ahli

Yakni apakah wajib untuk memakai masker selama olahraga?

Pasalnya, beberapa waktu lalu sempat heboh seorang pria di Chinakolaps paru-paru dan harus segera dioperasi.

Tentunya hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang ingin tetap berolahraga saat new normal berlangsung.

Melihat hal tersebut, publik pun merasa bingung harus memakai masker sesuai anjuran protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah atau tidak.

Dilansir dari GridHealth.id, dr Michael Triangto, SpKO, dokte spesialis kedokteran olahraga sekaligus Direktur Slim&Health Sports Center Jakarta menjelaskan terkait penggunaan masker selama berolahraga.

Dr Michael menyebutkan bahwa sebaiknya penggunaan masker hanya diperbolehkan saat seseorang menjalani olehraga ringan.

"Berolahraga yang sehat cukup dengan intensitas ringan sampai dengan sedang sehingga penggunaan masker tidak akan mempersulit sistem pernafasan dan tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan terlebih lagi sehingga menyebabkan kematian," ucapnya.

Hal ini merujuk padaPanduan Hidup Aktif PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) menunjukkan kurva huruf “J” (di kutip dari “Immune function and exercise. Exercise Immunol Rev 2011) yaitu hubungan antara intensitas berolahraga dan resiko mengalami infeksi penyakit.

Baca Juga: Indonesia Terapkan New Normal di Tengah Pandemi, Pakar Epidemiologi Singgung Soal Terlalu Cepat: Kita Belum Evaluasi Covid-19

Baca Juga: Menuju New Normal Namun Tak Kunjung Dapatkan Bansos, Begini Cara Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah Meski Belum Terdata

Dari titik awal kurva tersebut yang berada di titik paling kiri memperlihatkan titik dimana kemungkinan terinfeksinya seseorang bila tidak berolahraga.

Titik terendah dari kurva “J” tadi berada di tengah yang mana menunjukkan bila berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang maka resiko yang dihadapi menjadi terendah, sedangkan di titik paling kanan menunjukkan jika berolahraga dengan intensitas berat malah berpotensi untuk mengalami resiko terinfeksi tertinggi termasuk terinfeksi Covid-19 dan juga cedera maupun gangguan kesehatan lainnya.

Sementara itu, Michael pun menyarankan seseorang yang berolahraga untuk menggunakan masker bedah atau masker kain.

"Perlu diketahui bahwa penggunaan masker jenis N95 akan sangat mempengaruhi fungsi pernapasan penggunanya karena itu hanya diperuntukkan bagi petugas medis misalnya di ruang-ruang isolasi dan ICU yang khusus merawat penderita Covid-19," tegasnya.

Masker bedah tentunya lebih rendah memampuan untuk menyaring udaranya sehingga pada pemakaiannya tidak terlalu menyesakkan sedangkan masker kain lebih nyaman lagi saat dipakainya, karena itu untuk berolahraga di luar ruang lebih dianjurkan menggunakan masker bedah atau masker kain yang banyak di pasaran.

Selain itu, Ia menjelaskan bahwa kurangnya oksigen yang masuk ke paru-paru diharapkan dapat melatih pemakai masker agar terbiasa dengan O2 yang tipis.

"Hal tersebut mirip dengan kondisi penduduk yang tinggal di tempat-tempat yang lebih tinggi dari permukaan laut. Umumnya mereka memiliki kadar haemoglobin yang lebih tinggi dari pada penduduk yang tinggal di daerah pesisir namun tentunya hal tersebut membutuhkan waktu adaptasi yang panjang," tuturnya.

Kesimpulannya, dr Michael menyarankan agar setiap orang tetap menggunakan masker selama new normal nantinya namun tetap memperhatikan kondisi tubuh masing-masing.

Baca Juga: KKB Makin Beringas dan Sadis! Usai 2 Tenaga Medis Covid-19 Meregang Nyawa, Warga Asli Papua Tewas dan Dimutilasi KKB

Baca Juga: Belum Usai Wabah Virus Corona, Muncul Fenomena Alam Langka di Langit Gegerkan Warga hingga LAPAN Buka Suara

Editor : Safira Dita

Sumber : Gridhealth.id

Baca Lainnya