Belum Usai Wabah Virus Corona, Muncul Fenomena Alam Langka di Langit Gegerkan Warga hingga LAPAN Buka Suara
GridHits.id - Baru-baru ini mincul fenomena alam langka di langit hingga gegerkan warga.
Pasalnya, fenomena alam tersebut terjadi di saat pandemi virus corona.
Seperti diketahui bersama jika virus corona hingga kini masih menjadi momok di seluruh penjuru dunia.
Pemerintah di Tanah Air pun melakukan segala cara demi memutus penyebaran mata rantai virus Covid-19 ini.
Belum usai virus tersebut ditangani, masyarakat kembali heboh dengan fenomena alam bulan bercincin.
Dilansir dari Kompas.com, fenomenabulan bercincin dilaporkan para warganet di sejumlah media sosial pada Selasa (2/6/2020) malam kemarin.
Nampaknya,fenomena ini menghebohkan warga karena banyak dilaporkan pengguna sosial media Instagram dari beberapa kota di Jawa Timur.
Penampakan fenomena ini banyak mengundang reaksi, sebab kemunculannya berada di tengah kondisi pandemi corona yang melanda Indonesia saat ini.
Melihat reaksi warga, Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional turut buka suara.
"Itu (bulan bercincin) halo, sama dengan yang terjadi pada matahari," ujar Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional ( Lapan) Thomas Djamaluddin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/6/2020).
Dijelaskan jika fenomena halo pada matahari, biasanya muncul seperti cincin pelangi yang mengelilingi matahari.
Thomas mengatakan halo terjadi saat kristal es di awan Cirrus membiaskan cahaya matahari seperti prisma.
"Saat di awan tinggi terbentuk awan Cirrus yang dingin dengan kristal-kristal es, maka kristal es tersebut akan membiaskan cahaya bulan saat malam," jelas Thomas.
Pembiasan cahaya tersebut, kata dia, membentuk lingkaran berwarna seperti matahari. Atau bahkan hanya tampak sekadar lingkaran hitam putih, karena warnanya tidak tampak.
"Lingkaran ini, kemudian disebut dengan halo," kata Thomas.
Di siang hari, halo juga dapat terjadi pada matahari. Thomas menjelaskan prosesnya juga sama seperti halo yang membuat fenomena bulan bercincin.
Pada siang hari, fenomena ini muncul karena adanya awan Cirrus yang membawa kristal es yang membiaskan cahaya dari matahari.
Thomas mengatakan kejadian di Jawa Timur, mungkin tidak terjadi di wilayah lain di Indonesia.
"Fenomena ini tidak tampak di seluruh wilayah. Itu hanya terjadi di beberapa wilayah yang diliputi awan Cirrus saja," jelas dia.
Lebih lanjut Thomas mengungkapkan fenomena bulan bercincin, maupun halo pada matahari sering muncul.
Fenomena ini sering muncul terutama saat peralihan musim penghujan ke kemarau.
"Seperti saat ini, atau (fenomena bulan bercincin) muncul saat peralihan musim kemarau ke musim penghujan," imbuh dia.