Bukan Bantuan Pemerintah, Remaja 16 Tahun Ini Gunakan Uang Hasil Penjualan Sembako Bansos Sebesar 130 Ribu Untuk Hal Ini

Minggu, 07 Juni 2020 | 12:00
Warta Kota

Ilustrasi Bansos

WIKEN.ID - Di masa pandemi, pemberian bansos bagi masyarakat yang kurang mampu banyak dilakukan, tak hanya oleh pemerintah namun dari berbagai pihak.

Salah satunya adalah yang diterima oleh Novi Rahmadani, seorang wanita yang tinggal di Tangerang.

Belakangan ini nama Novi ramai diperbincangkan di media sosial lantaran dirinya menjual bantuan sosial (bansos) berupa sembako, melalui akun Facebooknya.

Baca Juga: Rela Berbalut Lumpur yang Telah Bercampur Darah Hewan Kurban, Penduduk Haiti Lakukan Ritual Aneh demi Mencari Keberuntungan di Bawah Air Terjun

Remaja putri berusia 16 tahun itu mengaku sempat merasa tertekan, lantaran komentar warganet yang banyak merundungnya.

"Karena omongan netizen yang menyakitkan atau salah paham gitu. Sebenarnya enggak mau dipikirkan tapi tetap saja ada yang makin buat tertekan," ujar Novi saat ditemui di kediamannya, di bilangan Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (30/5/2020).

Dilansir oleh TribunJakarta, Novi menceritakan bahwa bansos yang diterimanya bukan dari pemerintah, melainkan dari warga sekitar, termasuk dari bosnya.

Uang hasil penjualan bansos seharga Rp130 ribu itu, dikirimkan untuk ibunya di kampung, yakni di Semarang, Jawa Tengah.

Diketahui Novi sudah setahun tinggal seorang diri, di Serpong, Tangerang Selatan.

Ia menyewa kontrakan seharga Rp 600 ribu per bulan.

Sementara di kampung halamannya, sang ibu dirawat oleh neneknya lantaran susah berdiri akibat stroke ringan dan darah tinggi.

Sedangkan sang ayah sudah pergi meninggalkan Novi dan ibunya tanpa kejelasan dan tanggung jawab.

Baca Juga: Kisah 'Bayi Setan' yang Bertahan Hidup dalam Kondisi Tak Lazim Hingga Dilahirkan dengan Plasenta Robek

Selama di Serpong, Novi Bekerja sebagai asisten rumah tangga dengan gaji Rp1,4 juta.

Demi bertahan hidup, pekerjaan apapun dilakukannya.

Anak tunggal itu bahkan sudah mulai bekerja sejak usianya 13 tahun, setelah tidak melanjutkan sekolah pada kelas VIII SMP, lantaran tidak mempunyai biaya.

"Aku mulai kerja dari usia 13 tahun," ujarnya.

Saat itu ibu dari Novi sudah mulai sakit dan tidak mampu bekerja, sehingga Novi menggantikan peran sebagai pencari nafkah.

Dari mulai bekerja sebagai penjaga toko buku, pengasuh anak, hingga pelayan warung ayam geprek sudah dilakoninya.

Selain menjadi asisten rumah tangga, saat ini ia juga berjualan paket internet dan pakaian di sekitar lingkungannya.

"Dari pengalaman kerja pernah kerja di toko buku, pernah menjadi pelayan di tempat makan terus bantu-bantu di laundry. Sekrang jadi asisten rumah tangga," ujarnya.

Baca Juga: Pernah Putus Asa Hidup Susah, Nikita Mirzani Blak-blakan Hampir Menjajakan Dirinya 'Jualan' ke Om-om: Lu Pasarin Deh Kalah Emang Gue Laku!

Novi mengaku usaha yang telah dilakukannya tersebut bukan dari paksaan keluarganya, melainkan dari kesadaran diri.

"Ya mungkin pertamanya karena memang orang tua sudah tidak bisa menafkahi. Sebenarnya enggak ada paksaan kalau tentang saya harus kerja atau apa, tapi memang kondisi sudah seperti ini enggak bisa sekolah mungkin kalau memang orang tua masih bisa kerja saya masih bisa sekolah," ujarnya.

Novi bahkan tertawa saat mengingat pernah bekerja dengan seseorang yang selalu memarahinya setiap hari.

"Iya dulu dapat majikannya galak, aku nangis terus kalau pulang. Nunggu gajian sebulan terus cabut," ujarnya sambil tertawa.

Novi juga mengaku masih ingin mlanjutkan sekolah.

"Kalau dibilang sih masih mau," ujarnya tersenyum.

Ia membayangkan bisa menuntaskan pendidikan menengah pertamanya melalui jalur paket B, dan melanjutkan lagi ke sekolah menengah atas.

"Kan bisa ya paket B. Nanti SMA-nya gimana ya. Aku kan harusnya kelas dua SMA. Tapi kalau bisa paket B aku masih bisa sekalian kerja," ujarnya.

(*)

Tag :

Editor : Pipit