Anjuran Jangan ke Rumah Sakit Meski Alami Gejala Virus Corona dan Anggap Covid-19 Seperti Batuk Biasa, Begini Kata Ahli
GridHits.id - Anjuran jangan ke Rumah Sakit meski alami gejala corona ramai diperbincangkan.
Terlebih, anjuran tersebut juga meminta masyarakat untuk santai dan menganggap virus corona seperti batuk biasa.
Menanggapi ramai kabar tersebut, beberapa pakar ahli pun buka suar terkait anjuran tersebut.
Sebuah unggahan berisi anjuran kepada masyarakat untuk menghindari ke rumah sakit saat pandemi virus corona viral di media sosial Facebook.
Baca Juga: Kabar Gembira, Bukan Amerika Atau China Namun Negara Tetangga Ini Siap Produksi Vaksin Corona
Unggahan ini sempat dibagikan oleh ribuan akun lain sejak beberapa hari lalu, tetapi sudah dihapus pengunggah dan tidak ditemukan lagi pada Sabtu (30/5/2020).
Sejumlah dokter yang dikonfirmasiKompas.com menyatakan, sebagian besar informasi yang disebar itu menyesatkan.
Ada yang tidak tepat sehingga perlu diluruskan dan dipahami dengan informasi yang benar.
Narasi yang beredar
Kompas.com mengarsip unggahan salah satu akun Facebook yang membagikannya. Informasi yang sama juga dibagi oleh sejumlah akun di media sosial.
Berikut narasi dan tangkapan layarnya:
"HINDARI RUMAH SAKIT SEBISA MUNGKIN
- Jika kalian sedang batuk, pilek, demam,anggap aja itu kalian kena Covid-19.Obatnya gampang di dapur banyak banget
- Jika batuk-batuk, ambil jeruk nipis potong jadi dua peras & masukkan ke air mendidih, minum saat hangat² tambahkan Madu/gula jawa.
- Jika panas & batuk beli obat Aspirin 100mg, dan paracetamol, dan minum vitamin atau perbanyak makan sayur & buah²an. Jangan makan buah yg banyak getahnya, paling bagus jeruk dan Buah mengkudu.-Jika sesak nafas lakukan Nebul (caranya masak air saat air mendidih, uapkan hidung dan mulut diatas air mendidih tersebut) Lakukan 2 kali sehari.
JANGAN PERNAH MAU DIRUJUK KE RS KECUALI SAKIT PARAH
Istirahat di rumah aja sampai bener² sehat, bukan agak sehat tapi bener² sehat.
INGAT! COVID tidak sehebat seperti video² viral yg bredar. Buang rasa takut pada Covid jauh², karena obatnya didapur sudah tersedia.
Semoga bermanfaat, Semoga masyarakat +62 tambah pinter gak digoblok²in sama Medsos.Terutama video dari Luar Negeri yg menakut²i masyarakat sedunia.Tapi ingat jangan sampe meremehkan Covid-19, tetap mengikuti protokol kesehatan.
Inshaallah tidak lama lagi semua akan terungkap, ada tujuan apa di balik Covid ini.
INGAT!Covid itu hanya penyakit batuk, pilek biasa,,,! Berpikir positif hilangkan rasa was² dan takut, itu akan menambah imun kita naik. SELAMAT TINGGAL TINGGAL COVID-19..."
Ada beberapa poin dalam unggahan tersebut yang harus dipastikan kebenarannya, yaitu:
- Benarkah sebaiknya menghindari rumah sakit meski mengalami gejala Covid-19?
- Benarkah Covid-19 hanya batuk pilek biasa?
- Benarkah anjuran pengobatan mandiri untuk batuk pilek seperti disebutkan dalam unggahan di atas?
- Benarkah cara mengatasi sesak napas dengannebul air mendidih?
Penjelasan dan imbauan dokter
Mengonfirmasi hal ini,Kompas.com menghubungidokter spesialis penyakit dalam yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof DR dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, Minggu (31/5/2020).
Ia mengatakan, sebagian besar informasi yang disebutkan dalam pesan tersebut tidak benar atau hoaks.
Ari menekankan, jika mengalami gejala Covid-19, sebaiknya segera menuju ke rumah sakit sebelum terlambat mendapatkan penanganan.
"Info ini (yang viral di Facebook) hoaks. Pasien Covid-19 yang meninggal karena terlambat datang ke RS. Lebih cepat datang ke RS, lebih cepat mendapat pengobatan kalau memang masuk orang dalam pantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP). Kalau sudah sesak datang ke RS sudah terlambat," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Menurut dia, informasi dalam unggahan akun di atas menyesatkan dan dapat membahayakan.
Apalagi, jika seseorang berstatus ODP dan PDP, kemudian mengalami gejala Covid-19, ada tindakan medis yang harus dilakukan petugas medis.
Pasien ODP atau PDP ini akan diperiksa apakah terdapat keluhan demam, batuk, dan pilek karena Covid-19 atau tidak.
"Pasien juga perlu pemeriksaan darah, di beberapa RS bisa dikerjakan rapid test, apalagi kalau ada riwayat kontak, jika ternyata masuk ODP dan PDP dirawat dan akan mendapat obat standar yang bisa menekan jumlah virus, sehingga inflamasi yang terjadi tidak berat," ujar Ari.
Pentingnya memeriksakan gejala ke RS
Sementara itu, ahli penyakit tropik dan infeksi, dr Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, mengatakan, ia tak menyarankan anjuran seperti dalam pesan di atas, yaitu untuk melakukan pengobatan di rumah dan tidak memeriksakan diri ke rumah sakit.
Menurut dia, seseorang dengan kondisi tertentu membutuhkan sejumlah pemeriksaan, termasuk tes darah dan hal tersebut hanya dapat dilakukan di RS.
"Sebenarnya kalau memang sakitnya ringan dan bisa dengan obat yang dijual bebas memang tidak apa-apa. Akan tetapi, ada beberapa penyakit gejalanya demam, ternyata demam berdarah," ujar Erni saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Minggu siang.
Erni menjelaskan, masyarakat harus berhati-hati dengan gejala tersebut untuk memastikan penyakit yang dideritanya.
Oleh karena itu, butuh penanganan dari petugas RS.
"Jadi, harus lihat gejalanya itu sendiri. Jangan sampai bahaya karena terlambat. Misal kondisinya sudah lemah sekali, atau sampai tidak bisa makan, karena muntah-muntah tentu kondisi seperti ini harus ke dokter," lanjut dia.
Menilik gejala ringan yang disebutkan dalam unggahan akunFacebookdi atas, yakni batuk, pilek, dan demam, Erni menjelaskan, yang penting dipahami adalah fase inkubasi.
"Kalau gejala agak sulit, patokannya keadaan umum saja, dan sakitnya tidak yang pas hari itu keluar langsung jatuh sakit. Ada fase inkubasinya. Yang penting jaga daya tahan tubuh dan menerapkan protokol kesehatan," ujar Erni.
Tindakan nebul dapat membahayakan
Terkait penjelasan pengobatan mandiri di rumah, seperti mengonsumsi aspirin, mengonsumsi jeruk nipis, dan melakukan nebul, ada yang harus diperhatikan.
Dokter spesialis paru dan konsultan onkologi di Rumah Sakit Umum Pringadi, Kota Medan, dr Mohammad Ramadhani Soeroso, SpP(K) mengatakan, mengobati batuk dan pilek dengan jeruk nipis dan mengonsumsi aspirin memang tidak ada efek samping.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah tindakan nebul saat seseorang mengalami gejala sesak napas.
Ramadhani menjelaskan, nebul dapat berbahaya jika uap panas yang dihirup terlalu lama dan berakibat iritasi pada kulit wajah.
"Hati-hati kalau nebul pakai air mendidih, karena uap panas ini dapat berakibat iritasi pada kulit wajah, wajah bisa terluka," ujar Ramadhani kepada Kompas.com, Minggu (31/5/2020).
Ia menambahkan, gejala batuk dan pilek merupakan salah satu gejala infeksi virus corona yang juga berdampak pada saluran pernapasan dan bisa mengakibatkan gagal napas.
Ramadhani mengatakan, jika berstatus PDP ringan atau orang tanpa gejala (OTG) dengan rapid test reaktif atau swab positif, maka dapat melakukan isolasi mandiri dengan arahan dari tenaga medis yang tepat.
Sementara itu, orang dengan status PDP sedang dan PDP berat dapat dirujuk ke rumah sakit.
Jangan remehkan Covid-19 dan kenali gejalanya
Dokter Erni mengimbau masyarakat untuk tidak meremehkan Covid-19.
Hal terpenting yang dijalankan adalah selalu menerapkan prokotol kesehatan yang sudah dianjurkan, memperhatikan kesehatan setiap anggota keluarga di rumah, dan jika membutuhkan perawatan medis harus segera dilakukan.
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul:Informasi Viral Jangan ke Rumah Sakit meski Alami Gejala Covid-19, Ini Imbauan Dokter