Berat Badan Naik Setelah Lebaran Sering Jadi Pertanyaan, Ternyata Hal yang Sering Diabaikan Ini Bisa Jadi Penyebab Utamanya

Selasa, 26 Mei 2020 | 11:00
Freepik

Kenaikan berat badan rawan terjadi setelah Lebaran, bisa jadi ini penyebabnya

Berat Badan Naik Setelah Lebaran Sering Jadi Pertanyaan, Ternyata Hal yang Sering Diabaikan Ini Bisa Jadi Penyebab Utamanya

GridHits.id - Usai puasa, di Hari Raya Idul Fitri kita tak lagi dibatasi saat ingin makan, bisa dibilang kita agak bebas konsumsi apapun yang kita inginkan.

Apalagi saat Lebaran, banyak hidangan lezat yang tak bisa kita tolak untuk dinikmati.

Awas Moms, mungkin setelah Lebaran Moms akan dibuat kaget karena angka timbangan melonjak drastis.

Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Baca Juga: Jarang Diketahui! Ternyata Makanan dan Minuman yang Sehat Ini Tingkatkan Risiko Kegemukan!

Benarkah jika kenaikan drastis itu semata-mata disebabkan kita terlalu banyak makan?

Shape.com memuat paparan jika rasa lapar sebenarnya didorong oleh hormon, yakni leptin dan ghrelin, bukan hanya pikiran Moms.

Dalam situasi normal, leptin dan ghrelin bekerja untuk mengontrol nafsu makan serta pembakaran kalori.

Akan tetapi ada situasi yang mungkin Moms lakukan sehingga kedua hormon ini tidak bekerja dengan semestinya.

Tahukah Moms, pemicu leptin dan ghrelin bekerja secara abnormal ternyata adalah kekurangan tidur?

Leptin ialah hormon yang diproduksi oleh lemak. Fungsi leptin dalam tubuh ialah sebagai pengontrol nafsu makan.

Semakin sedikit leptin yang diproduksi, semakin sulit pula Moms mengontrol rasa lapar karena perut terasa kosong.

Baca Juga: Beberapa Kebiasaan yang Dianggap Sepele, Malah Picu Berat Badan Naik

Baca Juga: Tak Mau Kegemukan? Jangan Lewatkan Makan Malam, Pilih Menu Sehat Ini Moms!

Sedangkan ghrelin memiliki tugas membakar kalori dan menentukan jumlah lemak yang perlu disimpan oleh tubuh.

Jika produksi ghrelin berlebihan, maka tubuh kita akan lambat dalam membakar kalori tetapi semakin banyak lemak yang tersimpan.

Akibatnya Moms akan merasa lapar mengikuti kerja abnormal dari hormon tersebut.

Kedua hormon inilah yang berperan penting dalam upaya menurunkan berat badan.

Namun kebiasaan Moms tidur terlalu larut hingga mengurangi jam istirahat bisa menjadi penyebab utama Moms tak bisa turunkan berat badan.

Riset dari Jurnal Endokrinoli Klinis dan Metabolisme menemukan jika tidur kurang dari 6 jam sehari memicu area otak yang meningkatkan keinginan Moms untuk terus makan.

Di sisi lain, situasi itu kemudian mengurangi produksi leptin dan membuat ghrelin terlalu aktif.

Selain permasalahan leptin dan ghrelin, jika Moms kurang tidur maka tingkat kortisol dalam tubuh akan naik.

Kortisol adalah hormon pemicu stres yang memiliki kaitan dengan penumpukan lemak, serta hormon yang mengaktivasi bagian tengah otak yang membuat Moms ingin makan.

Pada waktu yang sama, kurang tidur menyebabkan tubuh memproduksi ghrelin lebih banyak.

Kombinasi ghrelin dan kortisol ini kemudian membuat Moms terasa tak pernah kenyang, karena tidak aktifnya bagian otak yang menimbulkan rasa kenyang setelah makan setelah ghrelin dan kortisol menyabotase cara kerjanya.

Lebih jauh lagi, kurang tidur membuat anda malah makan makanan yang paham tak seharusnya dikonsumsi.

Kurang tidur memengaruhi kinerja bagian otak yang bertugas mengatur pengambilan keputusan.

Jika kurang tidur, efeknya mirip seperti pengaruh alkohol.

Baca Juga: Hindari Kegemukan, Hentikan Melakukan 4 Kebiasaan Ini di Malam Hari!

Baca Juga: Turunkan Berat Badan dengan Cepat Hanya Konsumsi Minuman Sederhana Ini

Moms akan alami kesulitan untuk mengambil keputusan yang tepat di tengah permasalahan kompleks, termasuk keputusan untuk memilih makanan.

Belum selesai sampai di sini lo.

Ternyata kurang tidur juga menyebabkan Moms memilih porsi lebih besar saat makan.

Maka jika ingin menurunkan berat badan, penting untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan istirahat.

Tag

Editor : Safira Dita

Sumber nakita.id