Indonesia Masih Belum Aman, Para Ahli Sebut Akan Ada Gelombang Kedua Virus Corona, Kapan?

Rabu, 15 April 2020 | 10:40
Freepik.com

Ilustrasi virus corona

Indonesia Masih Belum Aman, Para Ahli Sebut Akan Ada Gelombang Kedua Virus Corona, Kapan?

GridHITS.id - Para ahli sebut akan ada gelombang kedua virus corona yang masih menanti.

Hal tersebut menunjukkan jika Indonesia masih belum aman dari virus corona.

Ya, seperti kita ketahui jika virus corona kian mewabah dan menjadi pandemi di negeri ini.

Gembar-gembor akhir penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia memang telah terdengar sejak beberapa bulan yang lalu.

Seperti diketahui hingga Selasa (14/4), jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air mencapai4.557 orang di 34 provinsi.

Angka ini kian bertambah seiring bertambahnya pasien yang dinyatakan sembuh dan meninggal dunia.

Baca Juga: Dijamin Ampuh! Begini Cara Buat Disinfektan Alami Untuk Tangkal Virus Corona Hanya Bermodal Cairan Pemutih

Baca Juga: Hati-hati! Penelitan Terbaru Menilai AC Bisa Jadi Tempat Berkembangnya Virus Corona

Namunbelum lama ini,para ahli mengingatkan perihal gelombang kedua virus corona di Indonesia.

Padahal penyebaran Covid-19terbilang belum mencapai puncaknya.

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Solidaritas Berantas Covid-19, Prof. Akmal Taher.

"Saya kira memang gelombang kedua (pandemi) itu bisa terjadi, saat puncak sudah lewat, yang sakit itu sudah turun," kata Akmal, dikutip dari Kompas.com dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi, Kamis (9/4/2020).

Potensi terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia ini bisa terjadi, kata dia, jika sistem yang saat ini sudah dibuat oleh pemerintah dan dilakukan oleh masyarakat sipil melonggar.

Saat pandemi sudah mencapai puncaknya, sebaiknya pemerintah dan masyarakat tetap bekerjasama dan terus berkoordinasi untuk terus melakukan berbagai sistem strategis hingga transmisi Covid-19 ini benar-benar berakhir.

Pinterest

Waspada! Ahli Ingatkan Prediksi Gelombang Kedua Pandemi Corona Meski Kini Belum Sampai Puncaknya

Jika tidak, maka bisa terjadi hal yang dialami China.

Di mana transmisi ternyata masih terjadi saat masyarakat sudah merasa aman saat wilayahnya sudah melewati puncak pandemi.

Lantas, jika ada satu wilayah yang ditemukan lagi kasus infeksi, akan di lockdown wilayah tersebut.

"Saat jumlah kasus terjadi penurunan setelah mencapai puncaknya nanti. Bukan berarti di masyarakat tidak ada sama sekali transmisi atau penularan terjadi tanpa diketahui," ujarnya.

Baca Juga: Tak Andalkan Imunitas, Bima Arya Bocorkan Resep Ramuan Rahasia Bisa Sembuh Cepat dari Virus Corona

Baca Juga: Lama Dinantikan, Akhirnya Paranormal Kondang Ini Bocorkan Solusi Agar Manusia Terbebas Virus Corona, Apa Itu?

Terlepas dari itu, Akmal pun mengimbau agar diterapkannya PSBB pada beberapa daerah meski belum banyak orang yang dinyatakan positif Covid-19 atau ODP bahkan PDP.

Jika di wilayah yang relatif masih sedikit juga sistem pencegahannya longgar, maka bisa berpotensi menjadi seperti Jakarta berikutnya.

Prinsip pencegahan sebenarnya adalah mencegah local transmision atau penularan virus SARS-CoV-2 yang terjadi antar masyarakat setempat, dan itu sudah harus dilakukan oleh banyak wilayah bukan hanya Jakarta.

Baca Juga: Siap-Siap! Ahli Tarot Prediksi Virus Corona Akan Berakhir di Bulan Ini, Mei atau Juni?

Baca Juga: Jangan Cemas, Ahli dari UI Bocorkan Ramalan Lenyapnya Wabah Covid-19 hingga Gambaran Puncak Pandemi, Catat Waktunya!

"Kita mencegah terjadinya local transmision (virus corona), karena kalau sudah ada local transmision bisa jadi seperti Jakarta," jelas Akmal.

Melihat hal ini, ada baiknya kita tetap menjaga kesehatan diri dan melakukan physical distancing guna meminimalisir terjadinya gelombang kedua virus corona di Indonesia walau belum diterapkannya PSBB di berbagai daerah lainnya

Artikel ini sudah pernah tayang di GridHealth.id dengan judul:Indonesia Belum Bisa Bernapas Lega, Ahli Ungkap Gelombang Kedua Corona di Tanah Air: 'Saat Jumlah Kasus Menurun, Bukan Berarti Tidak Ada Penularan'

Editor : Safira Dita

Sumber : Gridhealth.id

Baca Lainnya