Tak Ada Angin dan Hujan! Tiba-tiba dr. Tirta yang Sedang Naik Daun Curhat : Jangan Tiru Gue...

Selasa, 31 Maret 2020 | 18:51
Kolase Tribun News

Sosok dr Tirta yang kontroversial setelah sindir influencer. Tiba-tiba ia curhat begini di akun media sosialnya.

Tak Ada Angin dan Hujan! Tiba-tiba dr. Tirta yang Sedang Naik Daun Curhat : Jangan Tiru Gue...

GridHITS.id - Salah satu dokter yang sedang naik daun di tengah wabah corona, dialah dr Tirta.

Gaya bicaranya yang khas dan ceplas ceplos cenderung ngegas tapi kritis justru disukai banyak orang.

Apalagi dengan gaya khas milenialnya dan penjelasannya yang jelas dan runtut, membuat orang kagum dengan dokter satu ini.

Apalagi ia juga dikenal banyak membantu ruamh sakit, klinik, dan paramedis melawan wabah corona.

Ia pernah membagikan masker gratis untuk para dokter, meski ia harus mengeluarkan uang hampir 450 juta rupiah.

Terakhir, ia juga membuat tenda darurat untuk isolasi pasien yang diduga menderita corona.

Sambil menunggu hasil, mereka tinggal di tenda-tenda yang didesain khusus yang diletakkan di sebuah gelanggang olahraga.

Namun, lulusan Fakultas Kedokteran UGM ini menyedot perhatian usai beri postingan beberapa waktu lalu.

Di akun twiter resminya @tirtahudhi, ia pun berucap,

"Sempet nyesel. Kenape gue rokokan yah. Yowis: buat temen2 jangan tiru ane, ane akan fokus edukasi phbs nanti"

Lebih lanjut, ia memosting hal ini:

"Gue akhirnya jadi percontohan atas kebodohan gue sendiri. Dan gue ga mau lu semua kaya gue. So hidup sehat, stop rokok, cuci tangan yg bersih. Jangan kaya gue. 28 tahun, paru2 gejala ppok. Stop rokok !!!!

Jujur aje, ABIS Diperiksa, faktanya lebih ngecewain, paru paru gue kotor banget karena rokok. Gue suspect Copd (PPOK) dan bronkitis kronis. Padahal ni penyakit usia tua. Ini akibat rokokan banyak. Kalo PPOK sulit sembuh :( ga nular tapi sulit sembuh

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit peradangan paru yang berkembang dalam jangka waktu panjang.

Penyakit ini menghalangi aliran udara dari paru-paru karena terhalang pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas.

Tak hanya itu, ia juga membagikan unek-uneknya di instagram:

Ya saya akui saya bodoh merokok, udah tenaga medis merokokSebarkan postingan ini agar sekitarmu mengerti efek rokokIni gambaran x ray paru saya, 28 tahun, ditemukan gambaran emfisematous, udara menumpuk diparu, dan menggeser diafragma saya sampe ke bawah ke SIC 6Batuk dan demam saya pertanda dari Allah, bahwa penyakit paru saya memburuk akibat kebodohan saya sendiriMakasih ya Allah , karena diberi sakit , agar saya tersadar dari kebodohan saya sendiriAkibat dari ini, paru bisa masuk udara tapi susah keluar, sehingga mengakibatkan saya sering batuk ringan apalagi pagi dan pengumpulan dahak kalo pagi. Endingnya PPOK TOTAL, nafas nanti harus pake trakeotomi (dibolongin tenggorokannya kaya poster)Ini adalah gambaran PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS / PPOK / BRONKITIS KRONISDan saya 28 tahun. Penyakit ini memicu kanker paru sampe beberapa kali lipat. Dan saya potensi terkena ca paru di masa depanObat? Ga ada. asepnya bakal d paru gitu aja terus. Sampe kapanpun ya saya akan mudah sesek nafasSatu2 nya cara berenti merokok dan menjauhi asap rokokStelah ini, saya memutuskan membantu @kemenkes_ri kampanye stop merokok dan semoga kanker paru ga menghampiri sayaSaya adalah bukti berjalan dan bukti yg masih hidup#stoprokok ! #edukasi !1d

Berkaca dari kasus di atas, masih mau merokok?

PROFIL DR TIRTA

Dr Tirta merupakan seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Masuk tahun 2019, dr Tirta lulus pada tahun 2013 silam.

Selama kuliah, pria kelahiran Surakarta, 30 Juli 1991 ini sempat menjadi pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM.

Setelah lulus kuliah, ia sempat menjadi dokter muda di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta selama dua tahun sebelum akhirnya dinas di Puskesmas Turi dan RS UGM Yogyakarta.

Dalam sebuah pesan berantai via whatsapp, ternyata dr. Tirta Mandira Hudhi pernah ditawari melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 di Belanda dan Jerman.

Sosok yang menawarkannya adalah Prof Iwan di UGM.

Namun, tawaran tersebut ditolak oleh pria 28 tahun ini karena ia lebih ingin bekerja sebagai dokter di IGD.

Editor : Saeful Imam

Sumber : twitter, Instagram

Baca Lainnya