GridHITS.id -Saat ini pasien terjangkit Covid-19 di Indonesia menyentuh angka seribu.
Jumlah pasien yang dikabarkan meninggal juga kian meningkat.
Mayat pasien Covid-19 juga ditangani khusus sebelum dikebumikan.
Baca Juga: Sering Kita Konsumsi, Ternyata 5 Makanan Ini Tak Boleh Dikonsumsi Setiap Hari, Bahaya untuk Tubuh!
Terus melonjaknya jumlah pasien corona tersebut juga membuat para penggali kubur harus sedia setiap waktu.
Di balik pilunya meninggalnya pasien positif corona, proses pemakamannya pun tak kalah mengharukan.
Asep, salah seorang penggali kubur pasien corona menceritakan pengalamannya.
Asep merupakan salah seorang penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Hingga Jumat (27/3/2020), Asep bersama petugas penggali kubur TPU Tegal ALur sudah memakamkan 35 orang pasien covid-19 yang meninggal dunia.
Dikutip dari TribunJakarta.com, Asep mengatakan, bahwa setiap harinya semakin banyak jenazah yang dimakamkan di TPU Tegal Alur.
"Kemarin ada 10. Hari ini sampai jam 3 sore, sudah ada empat yang dimakamin. Total ada sekitar 25 yang dimakamin disini," kata Asep, Jumat (27/3/2020).
Baca Juga: Tiba-tiba Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Bagikan Foto Rafathar Sedang Diuap di Tempat Tidur, Kenapa?
Ia berujar, pihaknya bersiaga dari pagi hingga Pukul 22.00 WIB untuk memakamkan para korban corona.
Peralatan berupa lampu tembak telah disediakan di area makam untuk penerangan saat pemakaman malam hari.
"Kita semua siaga tunggu informasi dari Dinas (Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta), biar malam juga kita makamin kalau ada yang dibawa kesini," kata Asep.
Saat melakukan proses pemakaman pasien Covid-19, Asep bersama petugas lainnya tak sembarangan.
Mereka mengenakan APD untuk melindungi diri mereka dari virus corona.
Meskipun, saat tiba di makam, jenazah telah berada dalam peti dan dilapisi plastik untuk meminimalisir penyebaran virus.
Lubang makam juga digali lebih dalam, serta lebih panjang dan lebar mengikuti ukuran peti.
Saat mobil jenazah tiba, petugas makam langsung bergegas mengenakan jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Sebelum beranjak ke area makam, petugaspun juga disemprot dengan disinfektan.
Sedangkan pihak keluarga dan para pelayat hanya diperbolehkan menyaksikan dari jarak sekitar 50 meter.
Hanya ada satu anggota keluarga yang ditunjuk untuk mengumandangkan adzan yang diperkenankan untuk mendekati area makam.
"Adzaninnya juga hanya dari atas dan enggak boleh terlalu dekat dengan lubang," kata Asep.
Total, hanya ada lima petugas yang mengurus proses pemakaman dari dekat.
Saat prosesi pemakaman pun, peti jenazahnya juga tidak dibuka, dan pihak perwakilan keluarga juga tidak diperkenankan membantu proses pengurukan makam.
Setelah pemakaman selesai dan area makam disemprot disinfektan, pihak keluargakemudian diperbolehkan mendekati makam.
Mereka diwajibkan disemprot disinfektan dan mengenakan masker.
Setelah membacakan doa di pusara makam, anggota keluarga yang keluar kembali disemprot disinfektan oleh petugas makam.
Sedangkan jas hujan plastik yang tadi digunakan petugas makam langsung dibuang.
Mobil jenazah juga disemprot untuk memininalisir virus sebelum meninggalkan area TPU Tegal Alur.
(Artikel ini telah tayang di Wiken.ID dengan judul:Curhatan Pilu Penggali Kubur Pasien Corona, Siaga di Kuburan Malam Hari Hingga Isak Tangis Keluarga yang Hanya Bisa Saksikan dari Kejauhan)