Hari Down Syndrome Internasional, Yuk Kenali Mitos Penyandang Sindroma Down yang Sering Dipercaya
GridHITS.id- Sindroma down adalah kondisi dimana seseorang punya kelainan genetik, yaitu kromosom.
Secara fisik, anak dengan gangguan ini mudah dikenali dari ciri fisiknya.
Mereka bisa tumbuh dan berkembang seperti anak normal, meski sebagian besar mereka membutuhkan pendampingan dan perawatan dari orang lain selama bertahun-tahun bahkan seumur hidup.
21 Maret diketahui menjadi Hari Down Syndrom Internasional.
Downsyndrom sendiri terjadi ketika seseorangalami trisomi 21 atau terjadinya kelainan pada kromoson 21.
Baca Juga:Ingin Cegah Virus Penyakit? Yuk, Cek 5 Produk Pilihan di Tokopedia
Sebuah studi milik Dr. John Langdon Down memaparkan ciri-ciri anak yang alamidown syndrome.
Anak-anak yang idapdown syndromeakan memiliki badan yang relatif pendek, hidung datar seperti keturunan Mongoloid, dan kepala mengecil.
Baca Juga:Ingin Nyaman Bersantai di Rumah, Simak Tips ala Tokopedia Ini!
Namun, perbedaan tersebut kerap membuat penderitadown syndromedikucilkan karena mitos yang beredar di masyarakat.
Agar penyandangdown syndrometetap mendapatkan tempat di tengah masyarakat, Moms perlu tahu mitos dan faktanya berikut ini:
Baca Juga:Hidup Bersih Bebas Penyakit, Lebih Praktis Bersama Tokopedia
1.Down syndromemerupakan penyakit langka
Perlu Moms tahu bahwadown syndromebukanlah penyakit langka, melainkan cukup sering terjadi.
Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 691 bayi yang lahir dapat menjadi penyandangdown syndrome.
Sementara di Indonesia sendiri, 1 dari 1.000 bayi yang lahir dapat menjadi penyandangdown syndrome.
2. Anak penderita down syndrome hanya bisa masuk ke sekolah khusus
Meskipun terlihat berbeda dengan anak pada umumnya, penyandangdown syndromenyatanya tidak selalu diharuskan masuk sekolah khusus.
Pasalnya, penyandangdown syndrometak hanya memiliki tampilan fisik yang berbeda tetapi juga kemampuan intelektual yang juga berbeda dengan anak pada umumnya.
Bahkan tak jarang ditemukan anak penyandangdown syndromememiliki daya tangkap yang lebih cepat dibandingkan anak lainnya.
3. Anak kecil dan orang dewasa pengidap down syndrome memiliki perilaku yang sama
Perlu diklarifikasi dikarenakan penyandangdown syndromeakan tetap tumbuh dan berkembang.
Hal ini membuat orang dewasa yangmenyandangdown syndrometidak seharusnya diperlakukan seperti anak kecil.
Namun, perkembangan kemampuan berbicara anakdown syndromelebih lambat sehingga dibutuhkan cara lain untuk berkomunikasi dengan mereka.
Keterlambatan tersebut terjadi karena kemampuan motorik dan saraf untuk berbicara tidak berkembang dengan sempurna.
4. Anak pengidap penyakit down syndrome sering terkena penyakit
Pada dasarnya penyandangdown syndromememiliki kondisi kesehatan lebih rentan seperti masalah pendengaran, pernapasan, dan kelainan fungsi jantung.
Namun, harapan hidup bagi penyandangdown syndromebisa sama seperti orang biasa asalkan diberikan perlakukan layaknya orang pada umumnya.
Di samping itu penyandangdown syndromejuga kerap dianggap miliki kemampuan kogniti fyang rendah.
Kenyataannya tak sedikit penyandangdown syndromeyang berprestasi hingga miliki kemampuan di atas rata-rata.
5. Down Syndrome tidak bisa memiliki keturunan
Tingkat kesuburan penyandangdown syndrometergolong rendah sehingga sulit mendapatkan keturunan.
Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan penyandangdown syndromeuntukmemiliki anak.
Faktanya, pria dan wanita dengan Down Syndrome cenderung memiliki tingkat kesuburan yang berkurang. Meski sulit, namun mereka tetap bisa memiliki anak.
Jangan biarkan informasi yang tidak pasti tentang pengidap down syndrome memengaruhi pikiran dan prilaku kita.
Seseorang pengidap down syndrome bukanlah sebuah aib maupun berbahaya. Mereka juga manusia biasa yang membutuhkan kasih sayang, kehidupan sosial, serta hak dan kemampuan untuk berperilaku seperti orang lain pada umumnya.
Artikel ini pernah ditulis di nakita.id dengan judul : Peringati Hari Down Syndrome Internasional, Tepis Mitos Penyandangnya Dengan Ketahui Fakta-Fakta Ini